Powered By Blogger

Thursday, July 07, 2016

Alasan Kenapa Jadi Silent Reader di Group

#silentrider #group #silent #reader

1.    Sifat aslinya memang pendiam dan atau pasif.
2.    Malas ngetik. Lebih hobi membaca.
3.    Minder karena omongan di group seputaran jabatan dan mobil.
4.    Malas dengan omongan ga penting dan ga bermanfaat seperti halnya omongan-omongan anak kecil zaman SD dulu.
5.    Eneg komen karena banyak postingan gambar makanan padahal masih banyak orang yang susah untuk makan.
6.    Sekalinya posting copasan ga ditanggapi sama warga group. Coba posting lagi tidak ada reaksi lagi dari warga group.
7.    Sekalinya komen pribadi memberi tanggapan, dicuekin. Jadi berasa tidak menjadi bagian dari group tersebut.
8.    Berkali-kali posting mengenai kehidupan baik dunia dan akhirat untuk saling menasehati disambut dengan omongan lain yang sama sekali ga ada hubungannya.
9.    Tidak dikenal karena pakai nama bisnis/ usaha dan tidak ditanyakan itu siapa. Contoh: www.xxx999.com
10.  Sekalinya posting gambar/ video lucu, komen sinis yang muncul. Contoh: “udah tau.”, “basi ah.”
11. Takut salah berkomentar yang membuat orang lain tersinggung.

Kalau sudah akut, bisa left dari group. Jangan ditanyakan lagi dengan teman-teman di group kenapa si A keluar tanpa alasan. Coba baca lagi alasan-alasan di atas. Kalau sudah begitu apakah kita tidak merasa bersalah?

Ingatlah kawan, 1 musuh lebih banyak dari 1000 teman.

Semoga bermanfaat dan bisa jaga sikap. 


Pencarian Pesantren Untuk SMP Putri

#pesantren #pencarian

Sisihkan waktu yang khusus untuk kunjungan ke pesantren-pesantren agar anak bisa melihat dan merasakan sendiri pesantren mana yang cocok untuk dirinya.

Berikut list yang dapat dikumpulkan untuk tahun pembelajaran 2016. 


Darunnajah, Jakarta Selatan


Ar-Rahman, Bogor






El-Tahfid, Bogor



Al-Andalus, Bogor



Al-Fityan, Cileungsi
















Al-Kahfi, Sukabumi



Rahmaniyah, Cibinong




Sahid, Bogor








Pinjam Passport


#pinjam #passport #iman #ifa #oma #singapura

Tahun 2011: Oma dan ifa (6 thn) pulang dari jalan-jalan dari Singapura.
Oma: “Iman, Ifa udah jalan-jalan ke Singapura. Iman kapan?
Iman (5 thn): “Ke Singapura pakai passport ya, Oma?”
Oma: “Iya.”
Iman: “Iya, Iman mau, Oma.”
Oma: “Ya udah kapan pergi?”
Iman: “Tapi Iman ga punya passport. Nanti kalau mau pergi, Iman pinjem passport Ifa dulu ya, Oma.”

Oma: “Bwahahahahahaha…. (terpingkal-pingkal).”


Biar Tekor Asal Kesohor

#biartekorasalkesohor #tekor #kesohor #mertua #suami #menantu

Anak perempuan: bbm ke abangnya, “Tau tuh mama. Kalau keluarganya yang butuh, mana ada nolongnya. Coba kalau orang lain yang butuh, langsung ditolong.”
Anak laki-laki: …
Anak perempuan: “Selalu kayak gitu. Biar tekor asal kesohor.”
***
Istri/ menantu: “Mana janji mamamu untuk kasih pinjam uang ke kita untuk bantu bayar rumah? Ga usah takut, aku pasti bayar walaupun dicicil. Kamu tau aku selalu menepati janji untuk pembayaran hutang. Hutang 500 rupiah saja pasti aku bayar. Karena aku takut kalau mati masih ada hutang bisa tidak diterima arwahku di akhirat sana.”
Suami/ anak laki-laki: …
***
Istri: “Jadi untuk menggadaikan motor? Kalau tidak, kita tidak makan ini.”
Suami: “Jadi. Lumayan dapat segini.”
Ibu/ mertua: “Mama punya uang ini 7 juta. Barusan temen mama butuh mau pinjam untuk usahanya. Jadi mama mau kasih aja. Kasian dia perlu untuk modal usaha.”
Istri/ menantu: “Oh, apakah mama tau kita harus menggadaikan motor untuk makan sehari-hari?”
Ibu/ mertua: … (tidak ada respons).

gambar dari kartumania.com

Apakah Anda sosok ibu yang tidak perduli dengan kehidupan anak-anaknya? Apakah Anda sosok orang yang biar tekor asal kesohor? Bagaimana Anda mengajarkan anak-anak Anda untuk berbagi dalam keluarga? Bagaimana Anda akan menjawab pertanyaan Allah mengenai uang yang Anda pergunakan selama hidup di dunia?
Jawablah ke diri sendiri. Semoga kita tidak dijadikan orang yang egois dalam keluarga. Semoga ada perbaikan dalam hidup kita. Aamiin.


Mental Pengemis


#mentalpengemis #mental #pengemis

Di tahun pertama perkawinan anak laki2nya.
Ibu: “Terima kasih ya Ananda kuenya untuk lebaran. Mama ga bikin kue karena papa kan lagi sakit.”

Di tahun ke dua perkawinan.
Suami: “Mama minta kue lebaran tuh. Ga bikin soalnya.”

Di tahun keempat perkawinan.
Istri: “Uangmu yang kasih ke aku, buat modal dagang tahu aja. Kan sudah ada jalan. Tinggal ambil tahu di pabriknya, pergi ke pasar. Jual lah tahu-tahu itu di pasar dari pada tidak ada penghasilan karena perusahaan kamu sudah tutup.”
Suami: “Aku mau ke base camp dari kantor yang lama dulu. Mau minta THR.”
Istri: “Modal untuk tahu tidak dipergunakan untuk jualan tahu?”
Suami: No comment.
Istri: “Berhentilah mengemis. Berhenti meminta-minta. Karena meminta itu hina. Tidak mulia. Lebih baik kamu dapatkan uang dari hasil keringat sendiri walaupun sedikit. Lebih baik dagang tahu yang sudah jelas di depan mata. Halal. Yang diperlukan adalah keuletan dan kerja keras. Buang gengsi. Sekali kamu pegang teguh gengsi itu, “mati” lah kamu karena gengsi tidak bisa membantumu untuk tetap hidup dan bertahan. Apalagi sebagai kepala keluarga, kewajibanmu menafkahi dan juga memberikan tempat tinggal yang layak untuk keluarga.”

gambar diambil dari slideshare.net

Kita lihat kawan. Pendidikan hidup dimulai dari keluarga. Jika ibu mengajarkan selalu meminta maka anak akan hobi meminta juga. Dan itu sangat hina. Nabipun mengajarkan bahwa memberi lebih baik dari meminta.

Maka hai para ibu dan ayah, ajarkan anak-anakmu perilaku yang baik, yang mulia. Ajarkan bahwa memberi lebih baik dari pada meminta. Ajarkanlah bahwa hidup harus diperjuangkan melalui kerja keras. Ajarkan bahwa rezeki tidak sekejap datang dari langit yang langsung ada di hadapannya. Ajarkan untuk menjemput rezeki. Walau rezeki sudah ditentukan oleh Sang Maha Kuasa, tapi kita sebagai manusia wajib menjemputnya dengan cara kita yang baik.  

Gelap yang Bukan Winter


#gelap #bukanwinter

Juni 2016. Selama bulan Ramadhan ini, gw harus pergi kerja lebih pagi, 30 menit lebih awal. I don’t know why I really don’t like it. Sebenernya small thing yang bikin bête dan bisa dibilang ridiculous.
Biasa berangkat jam 6 pagi dari rumah dan itu Jakarta sudah terang. Selama puasa jadi 5.30 yang mana masih gelap. 

Hari pertama keluar, it felt like I am in Sweden in winter. Seriourly, jam segitu keluar rumah yang mana masih gelap dan lampu masih menyala dimana-mana, gw langsung berasa seperti musim dingin di Eropa, khususnya di Swedia. Tapi, begitu naik shuttle bus dan setengah jam kemudian belum sampai kantor, tiba-tiba sudah terang. Sangat tidak menyenangkan.

Bagaimana menyenangkan? Coba bandingkan waktu di Lund, Swedia, pas winter. Jam 7 pagi, kita sarapan dalam keheningan gelap di dalam bangunan, yg kita sebut hotel. Selesai, jam 8 kita berangkat keluar menuju kantor dan itu masih gelap bahkan sampai kantor. Apalagi lokasi mendekati kutub. Keluar jam 9 pagi menuju hotel es sampai sana jam 10an masih gelap (ini mah beda kasus, kl lingkar kutub itu pas winter memang gelap 24 jam :D).


jam 9 pagi morning winter


Well, it must be done karena memang jadwal bus yang kita sudah sepakati dan kita bertujuan baik yaitu bisa pulang lebih cepat 1 jam agar bisa buka puasa di rumah. It’s only a month. *menghiburdiridotcom*.

Sensasi Bold alias Botak :)

#botak #bold #sensasi

April 2016. Heboh Jupe botak bukan berarti ikut2an botakin juga. Udah dari tahun lalu memang mau botak karena suatu hal. Mau ada perubahan juga sih. Cari sensasi buat diri sendiri. Secara pakai hijab, ga ada yang tau juga eike botak, makanya cari sensasi buat diri sendiri.

Masalahnya dari tahun lalu ga botak-botak karena salon-salon ga mau botakin gw yang perempuan. Pada nolak. Belom lagi bocah sampe nangis di salon karena maknya ngotot mau botak. Ditambah mbaknya juga ga mau. Jadilah bob nungging aja sependek2nya.

Pas minta cuti mendadak karena ada urusan, suami kerja, bocah sekolah, ya sudah tak mulai persiapan, nyiap2in gunting plus kerokan jenggot, 2 pcs dan kaca gede.

Mulai deh gunting2 dulu rambut. Ngasal. Ga karuan pokoknya. Ngaco. Geli sendiri kalo ngeliat di kaca. Udah pada tipis sekepala, langsung deh beraksi itu silet jenggot. Ga cukup loh 2 buah. Kudu 3 atau bahkan 4 kalau mau sampe botak licin. Karena Cuma 2, jadinya ada sebagian yang botak licin, sisanya banyakan ngeres.

Dan itu juga ga rata sekepala. Yang pasti dari atas ke belakang, ga jelas bentuknya hahahaha… secara cuma pake feeling ngeroknya. Susah cuy ngerjain sendiri. Saking aja ga ada mbak-mbak salon yang mau ngebotakin hiks.



Habis kelar, gatel deh luar biasa karena ketusuk-tusuk rambut2 yang super pendek. Jadinya kayak jarum. Langsung cus mandi sabunan sampe berbusa-busa biar ga ada sisa 1 rambutpun yang nempel wkwkwkwk…

Naahh… sensasi baru dimulai deh. Mikirnya simple kalo botak. Keramas hemat. Panas, ga gila2an kayak punya rambut. Ga perlu sisiran. Mandi juga jadi cepet xixixixixi… eh, ga taunya pas pakai baju, susah. Apalagi kalo bajunya kebalik. Tau kenapa susah? Karena pas baju masuk berada di kepala botak yang ada sisa2 rambut seucrit jadi ke-rem tuh baju karena ucrit-ucrit itu. Keset. Kagak lancar. Jadi, kalau bisa pakai baju itu bajunya jangan nyerempet ke kepala, bisa macet.

Sekarang masalah pakai hijab. Sama aja dengan pakai baju. Itu kalau ga pakai daleman hijab. Kalau pakai mah aman.

Minggu kedua. Kepala dah berasa kayak rumput yang baru tumbuh panjangnya 1 mm. Ribet kalau pakai hijab tanpa dalemannya. Secara rambut pada ngejentrik dan keluar dari hijabnya hahahahaha… Alhamdulillah pakai baju ga sesusah di hari-hari pertama. Sudah bisa lancar.

Bulan ke-3. Rambut sudah seperti orang laki-laki cepak. Semua menjulur ke depan. Belum bisa dibelah pinggir tapi sudah bisa dimodelin Mohawk. Pakai baju sudah sangat normal, tidak ada gangguan dari rambut. Lancar jaya. Nah, pakai hijab nih, kalau hijab yang jleb tanpa dalemannya, rambut di atas dahi akan keliatan karena menjulurnya itu ke depan. Belum lagi kalau pakai tipe hijab jleb itu yang makainya dari depan ke belakang, nah rambut yang menjulur ke depan itu mau ga mau ngikutin ke belakang dan alhasil permukaan hijab di kepala tidak mulus, banyak gajlukannya di kepala karena rambut jadi naik ngelawan arus ke arah belakang. Mulailah repot masukin tangan ke kepala dalam hijab untuk mengembalikan arus rambut yang dipaksa ke jalur belakang jadi balik ke depan lagi.

Kalau pakai daleman, aman. Tinggal nanti pas buka jilbab aja, rambut itu akan berpola unik. Ngeringkel2 ga jelas. Tapi, tetap praktis dalam kondisi apapun dengan rambut seucrit gitu :D

Monday, March 21, 2016

Pakai Mike?




Kejadian ini sebenarnya sekitar 2 tahun yang lalu. Sekarang ini saya menulisnya Februari 2016. 

Kenapa saya ingin menulis? Lumayan menggelitik padahal hal simple saja.

MD kita yang bule di perusahaan Swedia adalah posisi paling atas. Bossnya si MD ada di kantor pusat, Lund, Swedia, seorang wanita matang. Sesekali beliau datang mengunjungi kami untuk melihat perkembangan yang ada di pabrik Jakarta.

Biasanya kami akan ada meeting besar melibatkan Management Team dan Extended Manager, dan total semuanya sekitar 60an orang. Tapi, kadang tidak juga, hanya pecahan meeting-meeting dari meeting besar itu.

Suatu ketika diadakanlah meeting besar itu dengan banyak pembicara untuk melaporkan pencapaian perusahaan kami. Setelah beberapa Direktur dan Manager melaporkan, tiba saatnya, bos wanita itu maju untuk memberikan speech.

Posisi duduk kami berbaris seperti di kereta api. Jadi, hanya kursi tanpa meja dan memanjang ke belakang, dan dibagi 2 sisi, jadi di tengah ada space untuk presenter jalan maju mundur (cantik… cantik… J).

Ketika saatnya beliau bicara, beliau bertanya kepada seluruh peserta, “Do I need to use mike?”. Sontrak, semua serentak menjawab “Noooo…” tapi Cuma gw aja teriak and say “Yes!”.

Secara Yes nya gw kenceng, dengerlah sama beliau dan semua kepala menoleh ke gw. Cengengesan aja gw. Lah iya, masak tega ngebiarin seorang perempuan matang cukup umur teriak2an di aula gede gitu dengan orang 60an? Gw ga tau apa yang dipikiran orang2 ketika menjawab No. biar ga rempong? Biar ringkes? Biar dia kehabisan suara jadi sekseh gitu nanti suaranya? Biar dia pake melotot2 kala ngeluarin suaranya dengan volume maksimal? (pake dia bukan beliau karena orang2 ini nganggep apa ya si ibu itu). Hedeeehhh…..

See… liat, setelah beliau denger jawaban gw, langsung pihak hotel mempersiapkan mike dan menyerahkannya ke beliau. Ga pake lama. Ga sampe lo nungguin bikin KTP dari awal mpe jadi. Buktinya, setelah ok, mike dipake, suaranya jelas dari speaker dan beliau ga perlu nimbulin uratnya yang di leher ampe ijo.

Life is that simple.

Thursday, March 03, 2016

Suami & Hadiah

1. Suami:
Pemalas untuk menyenangkan istri

Paparan:
Sampai rumah sehabis pulang kerja jam setengah 5, udah tinggal ongkang2 kaki. Istri masih berjuang menghadapi macet tiada kira di tol. Ga ada niat sama sekali untuk nawarin jemputan. Sama sekali ga nanya2 di WA mau dijemput apa ga (basa basi kek). Emang dasar pemalas yang paling ga suka ngerepotin diri untuk istri, tapi begitu mau nongkrong sama temen2, biar kata udah di atas jam 8 malam, ngantuk dan capek, tetep jalan. Jemput yang cumah 10 menitan, ga bereaksi. Pasti alasannya sholat magrib, ke mesjid, karena pas banget jamnya bentrok sm habis azan pas turun dari bus kantor (tapikan istri ikhlas nunggu suami kelarin sholatnya dulu). Udah karatan ga ke mesjid2, tetiba karena alasan ga mau jemput, jadi terpaksa ke mesjid. Nah, kelar istri ada rumah, azan isya, ga berangkat tuh ke mesjid. Ngeselin ga tuh?

Hadiah:
Dijutekin istri (dijutekin: dicuekin plus dimanyunin)

2. Suami:
Ikhlas antar keluarga (istri + anak) ke tempat tujuan

Paparan:
Istri nanya agenda suami sabtu dan minggu. Karena kosong, minta dianter belanja bulanan dan ngurusin kegiatan anak.

Hadiah:
Keluarga senang, suami tambah disayang plus janji Allah dapat amalan seakan2 I’tikaf di masjid Nabawi.

3. Suami:
Bikin mata istri bullet biru

Paparan:
Masalah yang ga prinsip, masalah kecil yang harusnya bisa diselesaikan secara diskusi baik-baik.

Hadiah:
Istri cari selingkuhan plus suami dapat pelaknatan nabi & penciptanya

4. Suami:
Suka kasih hadiah2 kecil yang ga terbatas materi, seperti pelukan dan pertanyaan2 ringan di sela2 kesibukan kerja istri

Paparan:
Istri lagi masak, tetiba dipeluk dari belakang sama suami. Istri lagi mumet di kantor, tetiba disapa kangen. Istri lagi ngutrek sama kerjaan rumah dan anak, tetiba suami nelp nanya lagi apa.

Hadiah:
Istri makin cinta. Allah makin sayang.

5. Suami:
Ga pernah kasih nafkah lahir dan batin lebih dari setengah tahun

Paparan:
Suami istri serumah, setiap hari ketemu, tapi tidak pernah mesra, tidak kasih nafkah.

Hadiah:
Tinggal tunggu tanggal mainnya istri minta cerai plus dilaknat Allah menelantarkan istri

6. Suami:
Jemput istri di kantor yang adanya di antah berantah

Paparan:
Wiken sama anak tersayang jemput mama yang kantornya di antah berantah. Sepanjang jalan, bocah lihat sapi, shaun the sheep. Suami lihat pemandangan sawah plus gunung, pemandangan yang ga pernah dilihat sehari2 kalau ke kantornya.

Hadiah:
Istri senang, anak senang, Allah senang. Barakallah…

Ada yang bisa nambahin? J



Tuesday, February 23, 2016

Diklat Seni: Anjungan Jawa Barat TMII

#diklat #seni #tari #anjungan #jawa_barat #tmii #jaipong #tari_kreasi #gamelan

Bagi yang anaknya atau bahkan anda sendiri hobi menari kesenian sunda/ jaipong, ada baiknya berkunjunga dan ikut latihan tari jaipong di diklat Seni Anjungan jawa barat TMII (Taman Mini Indonesia Indah).

Pendaftaran min. umur 7 tahun. Laki-laki dan perempuan ok-ok saja. Total pendaftaran tahun 2015/2016 sekitar 300rb. Pendaftaran meliputi uang pangkal, kaos seragam yang wajib dipakai setiap latihan, selendang dan kartu masuk TMII dengan menyerahkan pas foto. Kartu masuk TMII maksudnya adalah setiap kedatangan untuk latihan nari, tidak akan dikenakan tiket masuk TMII lagi, cukup dengan memperlihatkan kartu masuk tsb.

Bayaran setiap bulannya sebesar 50rb. Ada uang ujian lagi sekitar 125rb – 150rb, setiap ujiannya bisa berbeda. Uang baju ujian dan latihan musik hidup (live gamelan) sekitar 100rban. Live gamelan diadakan per 3 bulan sekali guna persiapan ujian. Karena ujian langsung menggunakan musik hidup, bukan dari CD. Dan ini agak unik karena bisa jadi ada perbedaan dari musik yang didengar ketika latihan dengan gamelan hidup. Jadi, ketika ada live gamelan, diusahakan sebisa mungkin datang supaya tidak salah ketukan.

Ujian tidak ada hari ulangan. Sekali tidak datang untuk ujian, maka ujiannya tunggu 6 bulan ke depan. Jadi, kalau lulus, harusnya bisa naik level, tapi karena tidak ikut ujian musim ini, maka kenaikan levelnya ketunda 6 bulan. Sayang kan?

Hari latihan: Selasa, jam 14.00 – 16.00, Sabtu, jam 14.00 – 16.00 dan Minggu jam 14.00 – 16.00 atau kadang bisa sampai jam 17.00.








Selasa & Sabtu, tarian wajib yang diujikan setiap 6 bulan sekali per level (level 0 – 9 ). Minggu, tari kreasi. Untuk lebih jelasnya ujian tari dan tari kreasi, bisa diintip ya di youtube channel Riyan Sya.

Penampakan ujian:



Tari kreasi hari Minggu banyak mengandalkan properti selain selendang yang sudah menjadi standard wajib menari. Properti-properti itu antara lain: kipas, topeng, bunga jali-jali, sapu tangan (biasanya barengan dengan topeng) dan ronce-ronce. Sangat menarik.

Diklat ini sudah banyak menelorkan penari2 hebat dan juga mencetak ratusan piala dari masa ke masa. Ini bukan sanggar, tapi lebih ke diklat yang notabene lebih mementingkan pendidikan menarinya dari pada hal lainnya.

Untuk informasi lebih lanjut, silahkan langsung mendatangi anjungan Jawa Barat di TMII, bertemu dengan pemimpin diklat Pak Mul atau admin Teh Iyus. Selamat berlenggak-lenggok J.

Beberapa foto lomba dan performance hasil latihan menari rutin di anjungan :)