Powered By Blogger

Thursday, April 26, 2007

Jadi Lesbian???


Jadi lesbian?

Seorang teman wanita mengeluhkan hidupnya terhadap laki-laki.

“Mantanku sangat takut dengan ibunya. Sehingga aku akhirnya jadi nomor 2. Takut itu wajar, Ri, tapi takutnya dia berlebihan. Aku gak mau disamain dengan ibunya …”

“Mantanku yang sebelumnya juga tidak sepenuh hati mencintaiku. Ketika aku bilang ada perempuan lain yang sangat suka dengannya dan aku memilih mundur, ia diam saja. Sama sekali tidak ada tindakan untuk mempertahankanku, Ri. Aku bingung. Aku tuh jadi gak berharga banget di matanya.”

“Aku sangat mencintai teman laki-laki di perusahaan lamaku. 5 tahun, Ri. Bayangkan 5 tahun. Aku tau kalau dia tau kalau aku mencintainya. Malah setiap pertemuan dia memperlakukanku seperti kekasihnya. Jalan berdampingan, menggandeng aku. Walaupun aku sangat ingin diciumnya, tapi gak pernah kesampaian. Dan setelah itu, seperti nothing happened! Benar-benar lelaki yang sangat dingin. Tapi sekarang, begitu aku tau FSnya sudah sama wanita lain, duh, aku langsung benci banget sama dia.”

“Mantan suamiku benar-benar lelaki tak punya otak. Ia menghianatiku, berguru pada dukun gila dan tidak pernah menjenguk anaknya.”

“Banyak lelaki single yang takut dengan status seperti aku. Single parent. Seperti salah satunya di kantorku yang sekarang. Dulu aku sempat dekat sekali dengannya. Kalaupun ia curhat, ya sama aku, Ri. Dan suatu saat ada kejadian konyol tentang jaketnya. Aku gak tau apa latar belakang jaket itu atau memang dia mencari alasan untuk menjauhiku. Karena jaket itu, dia sekarang “jauh” denganku. Kami berbicara melalui Y!M, walaupun jarak mejanya hanya beberapa meter denganku. Ia bilang, ia takut jatuh cinta denganku. Kamu tau kenapa, Ri? Karena katanya, waktu ia dekat-dekatnya denganku, ia sedang pendekatan dengan karyawati lain. Aku tau itu bullshit! Ia cuma takut jatuh cinta denganku karena statusku. Aku marah sekaligus kecewa dan sedih. Padahal aku juga suka sama dia, setelah berapa lama aku mengenal karakternya. Tapi, sekarang aku cukup berbicara dengannya hanya masalah pekerjaan saja.”

“Aku benci laki-laki …”

“Ketika aku pasang fotoku yang paling cantik di skype, banyak sekali yang meng-invite aku dan berbicara denganku. Malah ada bule Amrik keturunan Arab yang setiap hari tanpa lelah meminta nomor hapeku. Ugh, sebalnya. Coba kalau aku pasang foto yang baru bangun tidur, mana ada yang mau ya?”

“Teman kampusku lebih parah. Setelah dia tau aku tidak bersuami, dia ngajakin aku ML terus. Ih, gak deh … Aku sih cuekin aja. Padahal istrinya lagi hamil. Gak sopan … Lama-lama tuh orang jadi bosen sendiri.“

“Yang bikin aku sedih, ada seorang teman laki-laki yang ternyata mencintaku dari sepuluh tahun yang lalu. Tapi, sekarang dia sudah menikah dan punya anak. Kalau dulu dia bilang aku dipenjara, sekarang dia yang terpenjara. He can do nothing. Me neither. Dia gak pernah ngomong kalau dia cinta aku. Dia terlalu takut untuk mengungkapkannya. Padahal, di satu sisi, aku juga suka sama dia waktu itu. Tapi, aku memang gak pernah mau untuk memulai “menembak” laki-laki.”

“Kemarin, waktu jalan-jalan satu group dari suatu institusi, aku melihat berondong. Aku sih gak suka sama berondong. Ternyata pas melihat dia, aku fakir boleh juga. Tapi, begitu ia melihat aku dengan anakku. Wuiiihhh … belagu banget deh, Ri. Begitu enegnya dia melihatku, sampai buang muka terus kalau wajahku papasan dengan wajahnya. Sangat menyebalkan. Dia fikir dia siapa sih??? Toh, akhirnya aku juga pasang tampang menyebalkan ke dia.”

“Dan terakhir, aku kenal seorang dokter. Sudah berkeluarga. Dia terus melakukan pendekatan kepadaku. Akhirnya, kita suka mengobrol via telefon dan kadang suka bertemu. Dia pintar dan menjadi pujaan wanita. Buatku ia orang yang hebat. Aku menyukainya. Tapi, di saat aku mulai mencintainya, dia mencampakkanku. Dia beralasan sangat menyayangi keluarganya. Aku mengerti, Ri. Sangat mengerti. Dan aku berharap dapat suami sayang keluarga seperti dia. Tapi, sangat tidak enak, Ri, rasanya dicampakkan.”

“Hatiku rasanya plain untuk ada cinta terhadap laki-laki.”

“Dan sepertinya aku benar-benar benci laki-laki.”

“Apakah aku akan menjadi lesbian? Ugh, rasanya ingin muntah. Tapi, wanitakan lebih mengerti persaan wanita lain. Iya gak, Ri? Bisa lebih sayang dan empati. Karena laki-laki manalagi yang bisa aku harapkan? Aku ingin dicintai sepenuh hati, seperti aku akan mencintainya sepenuh hati. Aku ingin ada shoulders to cry on. Teman berbagi dan tempat saling curhat. “

“Mimpi kali ya, Ri, mengharapkan ada seorang lelaki mencintai single parent dengan sepenuh hati?”

“Kalau aku mencintaimu, bisa gak kamu mencintaiku?”

Riri: “()&*^!%#$(*&(#(@^#(@_!)~_~*^*&#^(_@*&%#$ ….”

Thursday, March 29, 2007


“Dasar Banci!”

Judul di atas mungkin banyak diutarakan orang kala melihat lelaki berbusana dan berdandan ala wanita. Tapi, sebenarnya tidak hanya lelaki berwujud wanita yang dikatakan banci/ bencong, ada juga lelaki yang tidak berwujud wanita namun bisa dikategorikan banci. Namun kebanyakan kategori lelaki itu tidak merasa banci. Toh, fikirnya mereka tidak pakai rok dan tidak pakai lipstick. Ups! jangan salah, banci itu tidak harus dalam wujud fisik, namun juga kelakuan (baca: sifat dan sikap). Kategori banci non wujud fisik di sini adalah lelaki yang berani marah-marah (mulut dan sikap) gak karuan kepada wanita-wanita yang jelas-jelas gak salah. Itu biasanya karena gak tau harus marah ke mana (pelampiasan), karena ingin menunjukkan “aku”nya, takut sama sejenis atau memang ‘sakit’ saja.

Beberapa lelaki itu di antaranya :
(*ada yang ngerasa gak???*)

1. Bos laki-laki yang selalu marah sama staff wanitanya. Padahal staff wanitanya gak salah, tapi karena sentiment pribadi ato bawaannya empet aja, jadilah si staff wanita korban juteknya. Contoh:
Bos laki-laki: “Kamu goblok banget sih! Itukan produk kualitas nomor 2, kenapa kamu pesen?!”
Staff wanita: “Loh, itukan atas instruksi Bapak, Pak. Saya ikutin yang ada di memo Bapak.”
Bos laki-laki: “Kamu harusnya cek, dong!”
Staff wanita: “Bagaimana saya mau cek? Itu juga masukan dari konsultan. Kalau konsultan gak tau itu kualitas nomor 2, apalagi saya?”
Bos laki-laki: “Kalau gak tahu, jangan sok tahu!”
*langsung ngeloyor pergi …*
2. Bico (biker cowo’) yang nyalip bice (biker cewe’) karena gak suka ngeliat wanita bisa mengendarai motor.
Bico: “Huuuuu … sok jagooo …!!!”
Bice: “Dasar banci!!!”
3. Suami yang kadar cintanya sudah menurun (atau sama sekali sudah tidak ada cinta?) terhadap istri. Hal kecil apapun dijadikan masalah besar.
Suami: “Aku tuh cape, kerja setiap hari sampai malam, kamu ngurus anak aja gak becus!”
Istri: “Maaf, pah.”
Suami: “Maaf, maaf … cape aku denger maaf kamu!”
Istri: “…”
Atau,
Suami: “Kamu bisa gak sih kalau bikinin aku kopi jangan terlalu manis?!”
Istri: “Itu kan takaran yang biasa aku bikin, Mas.”
Suami: “Kamu dah gak punya rasa apa???!”
Istri: “Kenapa sih kamu marah-marah terus sama aku?”
Suami: “Ah … sudahlah!!!” (*sambil ngeloyor pergi*)
*Twinggggg…*
4. Penumpang laki-laki sengaja duduk di dua kursi di dalam bis. Ketika ada penumpang wanita mau menduduki bangku yang satunya, si penumpang laki-laki tidak memberi.
Penumpang wanita: “Maaf, pak. Saya mau duduk di sini.”
Penumpang laki-laki: “Heh! Enak saja. Ini sudah ada orangnya!”
Penumpang wanita: “Tapi, saya lihat tidak ada orang selain Bapak.”
Penumpang laki-laki: “Jangan sok tau ya. Mo’ ngajakin berantem sama saya??!!”
Penumpang wanita: “…”
Atau,
Penumpang laki-laki: “Zzzzzzzz …….” (*pura-pura tidur*).
Penumpang wanita: *hamil 8 bulan, berdiri.* (*silahkan nilai sendiri*).
*Banci banget dah!*
5. Dosen laki-laki yang tidak suka dengan mahasiswi super pinter, karena takut tersaing.
Dosen: “Masa hasil tugas kamu seperti ini sih??!!!”
Mahasiswi: “Ini sudah saya kerjakan sebaik mungkin, Pak.”
Dosen: “Kamu lupa apa pura-pura lupa dengan pelajaran yang saya ajarkan?!”
Mahasiswi: “Loh, memang ini semua berdasarkan apa yang Bapak ajarkan ke kami.”
Dosen: “Sekarang terserah kamu. Kalau kamu kumpulkan sekarang, jangan harap nilai bagus! Kalau mau nilai bagus, revisi lagi sampai benar-benar sesuai dengan pembelajaran!”
*gubraks!*
6. Temen laki-laki yang perang dingin sama temen wanita.
Komentar penulis: “hueheheheheeee … banci tulen!”
7. Ada yang mau tambahkan???

Untuk laki-laki banci, semoga perilaku bancinya bisa diubah dari sekarang! J Cara merubahnya gampang, kok. Be sportive!
Dan untuk lelaki yang tidak merasa banci, semoga Anda memang tidak termasuk laki-laki banci J J

Have a good day!
*b1n
28.03.07
banjir '07: our electronics

bajir '07: outside showering evening
banjir '07: our babies in van

Thursday, January 04, 2007

Not "Why", but "How"?


"Kenapa gw? ... Kenapa Aku, Ya Allah ... ?!" teriakan sekaligus pertanyaan itu gak asing lagi di telinga kita manakala ada yang ditimpa musibah. Kadang malah ada tambahan, "Hidup ini gak adil ...", hueheheheheee ... moso' seh???
Adil gak adil itukan persepsi masing2 & relatif, ya toh??? Daripada nangisin en nyeselin yang udah terjadi dan gak akan berubah sampe kapanpun, mending kita lihat ke depannya akan gimana ... tapi, karena qt gak tau ke depannya itu gimana, ya enaknya sih berserah diri dengan tanpa melupakan optimisme di urat nadi qt.
Ini puisi ditujuin buat yang maju, buat yang gak memble ...


Not "Why", but "How"?

For my great GOD who powers everything
I don't ask you stupid things
For all these matters I've been through
Not "Why"

To my dear LORD who owns everything
I do ask you for special things
For all my matters I will through
"How" will it keep going?

*b1n
25.02.05

Wednesday, January 03, 2007

Mustahil yang Mustahal :)



Mao penghasilan tambahan yang besar tanpa mengganggu kegiatanmu sehari2?
Mo belanja tanpa harus membayar dan dibayar?

Kedengerannya seh mustahil ya ... tapi, tau gak kalo kekuatan fikiran manusia tuh sangat unik dan ajaib ... Alhamdulillah ada suatu sistem yang bisa menaikkan hidup manusia yang lebih baik di masa depan.

wanto know more? coba deh taro alamat imel kamu di kolom comments ...

bi-ce & bi-co


Beda Biker Cewe' (bice) sama Biker Cowo' (bico):

1. Kalo bice bawa motor pelan; komen orang yg liat: "Maklum, yang bawa motor cewe' ..."
Kalo bico bawa motor pelan; komen yang liat: "Banci banget sih tuh cowo', bawa motornya kayak keong abis ngelahirin ..."

2. Kalo bice bawa motor ngebut; komen orang yang liat: "Oke deh ...te-o-pe banget ..." (sambil siul)
Kalo bico bawa motor ngebut; komen yang liat: "Sok jagoan banget seh...!!!"

3. Kalo bice bawa motor sering nge-rem; komen yang liat: "Itu namanya hati-hati ..."
Kalo bico bawa motor sering nge-rem; komen yang liat: "Dasar penakut!"

4. Kalo bice bawa motor selap-selip; komen yang liat: "Lincah kayak balerina, jack!"
Kalo bico bawa motor selap-selip; komen yang liat: "Mo pamer tuh!"

5. Kalo bice bawa motor kepalanya dugem; komen yang liat: "Kayaknya musiknya asik tuh!"
Kalo bico bawa motor kepalanya dugem; komen yang liat: "Yaaa ...ayannya kumat ..."

6. Kalo bice bawa boncengan cowo; komen yang liat: "Tega banget seh tuh cowonya ..."
Kalo bico bawa boncengan cewe; komen yang liat: "Dah biasa ..."

7. Kalo bice bawa motor nabrak mobil; komen yang liat: "Duh, kasihan amat sih. Pasti banyak fikiran ..."
Kalo bico bawa motor nabrak mobil; komen yang liat: "Bego, tuh mata dikemanain sih???"

8. Kalo bice bawa motor nabrak mobil; komen yang ditabrak: "Gimana sih, Mbak? Next time, hati-hati ya ..." (nada halus)
Kalo bico bawa motor nabrak mobil; komen yang ditabrak: "Mata lu ditaro di pantat apa???!!!"

9. Kalo bice bawa motor mo parkir; komen satpam: "Sini Mbak, dibantuin angkat standarnya. Kasian berat ..."
Kalo bico bawa motor mo parkir; komen satpam: "Biarin aja, bisa angkat sendiri standarnya."

10. Kalo bice bawa motor mo keluar parkir; komen satpam: "Hati-hatiya, Mbak, di jalan ..."
Kalo bico bawa motor mo keluar parkir; komen satpam: *Dieeeeemmmm ...*(dalam hati bodo' amat)

11. Kalo bice bawa motor ditilang polisi; komen yang liat: "Gimana sih tuh Polisi??? Kasihaannn ..."
Kalo bico bawa motor ditilang polisi; komen yang liat: "Pasti dia ngelanggar peraturan."

12. Kalo bice bawa motor ngerem mendadak; komen yang liat: "Duh, ngagetin aja sih ..."
Kalo bico bawa motor ngerem mendadak: komen yang liat: "Tolol banget sih!!! Gak pikirin yang di belakangnya ya?"

13. Kalo bice bawa motor ugal-ugalan; komen yang liat: "Test mental tuh!"
Kalo bico bawa motor ugal-ugalan; komen yang liat: "Dasar gak punya otak!"

14. Kalo bice bawa motor dapat menghindari orang nyebrang seenaknya; komen yang liat: "Seenaknya aja tuh orang nyebrang, bagus deh gak nabrak tuh yang bawa motor."
Kalo bico bawa motor dapat menghindari orang nyebrang seenaknya; komen yang liat: "Kita mang harus lihai menghindari penyebrang seenaknya."

15. Kalo bice bawa motor nerobos lampu merah; komen yang liat: "Dia pasti lagi buru-buru."
Kalo bico bawa motor nerobos lampu merah; komen yang liat: "Matanya ijo semua ..."

16. Kalo bice bawa motor buka helm; komen yang liat: "Cewe' macho. Salut ..."
Kalo bico bawa motor buka helm; komen yang liat: "..." (no comment) :D

17. Kalo bice bawa motor sering klakson; komen yang liat: "Itu namanya memperingatkan untuk menghindari kecelakaan. Lebih baik seperti itu."
Kalo bico bawa motor sering klakson; komen yang liat: "Berisik banget seeeeehhhhhhh!!!!!"

18. Kalo bice bawa motor isi bensin; komen yang liat: "Cewe loh ...ck ... ck ... ck ..."
Kalo bico bawa motor isi bensin; komen yang liat: Tanpa berkomen, dalam hati saja, "Mending gw liat abang bensinnya aja."

19. Kalo bice bawa motor teriak sama mikrolet yang ngetem; komen yangliat: "Berani juga ..."
Kalo bico bawa motor teriak sama mikrolet yang ngetem; komen yang liat:"Bakal seru neh ..."

Yang terakhir ...

20. Kalo bice bawa motor pake kaos kaki warna pink plus sendal coklat; komen yang liat: "Nyentrik, oiii ..."
Kalo bico bawa motor pake kaos kaki warna pink plus sendal coklat; komen yang liat: "Jayus abissssss .... !!!"