Powered By Blogger

Thursday, June 25, 2009

30

Tiga puluh

Memasuki usia 30 dalam bulan dan tahun ini membuatku berkilas balik pada 30 tahun kehidupan yang telah kulewati dan berfikir 30 tahun ke depan yang akan kujalani.

Terus terang, memasuki bulan penentu 30 ini membuatku stress tak rasional. Tak lain karena masalah hati. Masalah yang sudah kukubur semenjak memutuskan menjadi single parent 4,5 tahun yang lalu. Setelah 4 tahun menyendiri dengan anak saja, ada waktu di mana seorang lelaki datang ke kehidupanku dan membuatku mengenal cinta lagi kepada lelaki.

Lelaki yang biasa saja. Baik hati dan tidak macam-macam. Dia sangat mencintaiku dan sampai akhirnya akupun tidak bisa menolak cinta baiknya. Kelembutannya dan perhatiannya terutama ke anakku membuatku tak bisa ke lain hati.

Waktu merubah segalanya. Kini, dia sangat membenciku. Aku memintanya putus karena tidak sanggup disingkirkan terus sebagai pasangannya. Aku sensitive. Berharap dia bisa menekan sensitifitasku dengan kasih sayangnya. Namun, alasan dia kini adalah karena aku adalah yang menurut kata-katanya adalah wanita hina, rendah dan munafik.

Aku tidak membencinya. Karena aku masih mencintainya dan aku ingin menjaga cinta dalam hatiku untuk dia. Aku hanya meminta kepada Yang Maha Kuasa agar ia disadarkan hatinya. Agar ia tidak lagi berkata-kata kasar kepadaku. Aku meminta kepadaNya agar ia menghargai aku sebagai wanita. Agar ia bercermin, siapa sebenarnya berada di posisi munafik? Siapa sebenarnya yang terlalu banyak suudzon? Ia selalu menuduhku dengan asumsi-asumsinya sendiri tanpa informasi yang valid.

Tiga minggu sebelum masuk 30ku, dia menghancurkan hatiku. Mengaduk-aduk perasaanku. Membenciku dengan seluruh jiwanya. Membuangku dengan kesombongannya. Mendepakku dengan amarahnya. Membunuhku dengan sikapnya. Menorehkan luka di hatiku dengan kebenciannya.

Aku sedih. Aku terluka. Aku terbuang. Aku disia-sia. Aku menjadi kerdil. Aku serasa tidak bernyawa. Aku hilang. Aku terpuruk. Aku menangis setiap malam. Berharap pada bintang. Bintang mana yang dapat menolongku? Tidak ada.

Selalu. Allah akan selalu ada untukku. Hanya Dia penolongku sekarang. Aku mengadu kepadaNya setiap perbuatan jahat dan kata-kata kasar dari lelaki itu. Aku minta ketenangan jiwa. Kesabaran hati. Ketentraman segalanya. IA selalu sayang kepada umatnya dan cepat mengabulkan do’a-do’a orang yang teraniaya. Aku meminta maaf kepadaNya selama ini.

Dalam 30 ini, aku putuskan untuk tidak panik. Kejadian kemarin adalah pelajaran terbaikku. Aku pernah dapat yang lebih buruk dari itu. Tapi, dalam kejadian yang baru ini, aku belajar memaafkan. Aku belajar member ruang di hati untuk dibenci. Kepanikan akan membuatku mandek dan tidak “hidup”.

Dalam 30 ini, aku putuskan untuk bahagia. Menjalani semuanya dengan gembira dan penuh suka cita. Aku tata dan rencana semuanya. Untuk hidup bahagia dan bisa meraih cita-cita. Aku memang masih mencintainya. Tapi, cinta itupun butuh realita.

Hey, akupun heran. Biasanya kalau lelaki itu tidak kelihatan, anakku tercinta akan bertanya mengenai dia. Tapi, selama ini dia tidak pernah lagi menanyakannya. Aku yakin, malaikat kecilku merasakan luka hatiku karenanya. Ia berasa.

Kemarin adalah sejarah. Besok adalah misteri. Hari ini adalah hidup.

Terima kasih Allah untuk hidup yang indah ini. Mohon bantuanmu dalam segenap upayaku mencapai yang terbaik untuk semuanya untuk masa depanku. Amin. Amin ya Robbal ‘Alamin … I love u, ALLAH.

Wednesday, June 24, 2009

c.i.n.t.a.

Inspired by Lite is beautiful

Hari ini (19 Juni) seperti hari-hari Jum’at biasa setiap jam 7 – 8 pagi, dengan setia saya mendengarkan siaran favorite mengenai “Lite is Beautiful” (sebelumnya “Life is Beautiful”) di radio LiteFM 105.8. Pembicaraan hangat mengenai kehidupan dari semua segi yang dipandu oleh announcer oke Ariel Brown dan nara sumber Haidar Bagir.

Tema hari ini adalah “Cinta”. Sebuah kata yang tidak pernah asing di telinga dan sebuah kata yang selalu menarik untuk dibicarakan oleh setiap insan dan individu di bumi Allah.

Dan seperti biasa juga, acara dilanjutkan oleh sesi tanya jawab oleh para pendengar LiteFM, baik melalui telpon atau sms. Banyak pertanyan-pertanyaan dan masukan-masukan yang bagus yang saya dengar, yang juga menjadi salah satu point saya untuk sadar secara sesadar-sadarnya bahwa cinta itu adalah bukan segalanya.

Cinta akan menjadi lebih indah bila kedua belah pihak saling memberi dan mengetahui bahwa mereka saling mencintai. Tapi, tidak demikian kenyataan yang ada. Banyak nada pahit yang dilontarkan pemirsa, walau tidak lepas juga nada manis mengenai cinta.

Saya baru saja kehilangan orang yang saya cintai lagi. Saya masih mencintainya, tapi dia tidak. Dia membenci saya. Karena dia telah memutuskan untuk tidak mencintai saya lagi dan sebaliknya, saya memutuskan untuk tetap mencintainya, walau hanya dalam hati saja.

Salah satu kalimat yang ditekankan nara sumber adalah “Mencintai berarti Memberi”. Bila kita mengharapkan cinta menerima/ diberi, itu adalah cinta narsis. Dan kita tidak akan pernah bahagia dengan itu. Walau idealnya harapan kita adalah memberi dan menerima karena itu adalah manusiawi.

Salah satu pesan juga dari nara sumber adalah cinta sejati itu hanya dari Sang Maha Empunya. Cintapun harus realistis. Ketika kita terjebak dalam situasi seperti situasi saya pada paragraph sebelumnya, saya disadarkan bahwa kita harus realistis dalam cinta ini. Saya tau semua teori cinta dan bahagia. Salah satu teroinya adalah ikhlas. tapi sangat susah untuk menerapkannya ketika diri kita yang ditimpa masalah ini.

Beberapa minggu sebelumnya, nara sumber memberitahukan cara untuk ikhlas adalah dengan terus latihan untuk ikhlas. Masalah apapun yang kita hadapi, coba kita usahakan untuk ikhlas. Karena dengan ikhlas, semua beban kita akan hilang, setidaknya berkurang. Dan kitapun akan lebih bisa menyikapi hidup kita ke depannya dengan fokus ke masalah lain, seperti anak, keluarga atau pekerjaan.

Dan sayapun merasa, mungkin Sang Pencipta sedang cemburu kepada saya. Saya memberikan cinta lebih banyak kepada laki2 yang masih saya cintai dengan setia ketimbang kepada-Nya. Sewaktu saya lebih sering bersamanya, cinta saya kepada Maha Penyayang berkurang. Komunikasi kepadan-Nya hanya lima kali sehari karena kewajiban. Tidak ada tambahan plus plus kepada-Nya.

Namun sekarang, di saat jiwa saya kosong karena kepergiannya, karena hilangnya cinta ia terhadap saya dan saya merasa dibuang olehnya, saya malah dekat dengan Sang Agung Yang Maha Penyayang. Cemburu-Nya terbayar. Tidak hanya lima waktu saja saya komunikasi.

Dan hampir di setiap kesempatan saya rehat saya rindu untuk curhat kepada-Nya. Dan saya melakukannya. Dalam hati. Mata terpejam. Memuji-muji-Nya. Meminta pertolongan-Nya untuk menenangkan hati saya yang sedih dan galau.

Sayapun sering menitip pesan untuk laki-laki itu melalui-Nya karena hanya dengan IA, pesan saya sampai. Pesan bahwa saya masih menyayanginya dan merindukannya untuk semua hal bersama dia. Saya tau saya harus realistis seperti disebutkan sebelumnya. Realistis saya adalah saya mencintainya dalam hati tapi fokus ke yang lainnya. Mencintainya dalam hati adalah sebuah kebahagiaan tersendiri untuk saya.

Tapi, dari semuanya yang saya inginkan adalah saya ingin mencintai seseorang yang benar-benar saya cintai tanpa membuat Sang Maha Pencipta cemburu kepada saya. Sebuah harapan yang sederhana karena cinta sayapun sebenarnya sederhana. Mencintai berarti memberi.

*b1n. 190609

Monday, June 22, 2009

Pinjamkan

Ya Robb,
pinjamkanlah bahuMu
untuk aku bersandar
pinjamkanlah tubuhMu
untuk aku memeluk
demi damai di hati
pinjamkanlah tanganMu
untuk mengusap air mataku
pinjamkanlah dadaMu
untuk aku menumpahkan semua air mataku
pinjamkanlah aku telingaMu
untuk aku curahkan semua isi hatiku
pinjamkan aku jari-jariMu Yang Maha Agung
untuk senantiasa menggenggam jemariku yang lemah
berilah tatapan mata cintaMu
untuk aku mendapatkan keteduhan hati
dan ketulusan cinta yang murni
berikanlah aku rangkulanMu
untuk aku tetap bisa berpijak tegar
pinjamkan aku kakiMu yang kokoh
untuk tunjukkan aku jalan yang indah

dan terakhir, ya Robb
berikan aku kata-kata bijakMu
kata-kata manisMu
kata-kata cintaMu
untuk ketegaran hatiku menuju masa depanku
karena aku tidak bisa mendapatkan itu semua
dari orang yang aku cintai sekarang

*b1n-ALS. 180609

Friday, June 12, 2009

2 insan SP bersuara ... :D

CV: :))
CV: kaga ada
CV: lagi bete ma semu
CV: abete ma ardi
CV: ma mantan gw
CV: ma semua dah
RS: nape lg?
CV: huaaaaaaa
RS: cep cep cep ...
CV ya gitu
CV: ardi kan baik2n gw
CV: ampe sekarang gw mulai suka
CV: tapi pas gitu
CV: dia sekarang ninggalin gw lagi
CV: udah ah
CV: bete
RS: sory
RS: turut prihatin
RS: fokus ke mas K aja kl gt :)
RS: ama kerjaan
RS: n kl mang berharap bgt sm dia, doain aja terus spy hatinya terbuka buat lo
CV: nyerah deh
CV: :(
RS: pls dont
RS: never give up, dear
RS: pls
RS: secara lahir lo ga bisa
RS: coba secara bathin
CV: its ok
CV: he was never meant for me anyway
CV: [pff
RS: yaaa ... kl lo msh syg harusnya keep trying
RS: even cm lewat bathin
RS: maksud gw, sholat malam lah
RS: ato sholat hajat
RS: minta dibukain hatinya dia
RS: cuma bisa lewat Allah :D
CV: aku nga mau lagi sakit hati
CV: itu aja
CV: toh aku masih tetep sakit hati ma kakaknya
RS: yup i know
CV: ma kaka ipartnya
CV: udah lah
CV: gpp
CV: :)
CV: pengin cowo bule
CV: lagi naksi banget ma bule neh
CV: :(
CV: tahu deh
RS: ya udah pedekate lah kl udah ada orgnya
CV: gimana kayanya dia nya nga suka hahahah
RS: kl ngomongin sakit ht terus ga ada selesenya y?
RS: ya udah, cari yg lain yg suka sm lo
RS: dr pd dia ga suka lo maksain ntar sakit hati lagi
CV: gimana kamu yan
RS: worse
RS: he's gone now
RS: dia dah kerja di arab
RS: minta gw jd best friendnya aja
RS: :((
CV: ya
CV: gimana
CV: kan kamu tadi yang bilang
CV: doain dalam hati
CV: :D
RS: itu dia
CV: Dkalau masih sayang
CV: ya udah
CV: :D
RS: skrg gw doain dlm ht
RS: gila, keras bgt keinginannya utk kerja di sana
RS: terakhir dia mo berangkat gt, gw abis ngambek dan ga ngomong2 seminggu lebh
CV: emang dah dapat kerja disana dia
RS: gw nyeseeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeelllllllll bgt
RS: ternyata gw sayang bgt sm dia
CV: well
CV: emang gitu manusia
CV: kalau belum kehilangan ya
CV: belum sadar
RS: yeah
RS: tul
CV: well
CV: i think
CV: you shouild appologize
RS: udah
RS: many times
RS: gw udah emailin dia semua yg ada di dlm hati gw
RS: basically dia ttp sayang gw, tp dia mo fokus di sna
RS: gw dah cape vei nangis mulu slm 2 mgg ini :D
RS: gila, gw ilfil bgt sm cowo2 kecuali dia :D
RS: he's very very different :D
RS: dan dia udah ilfil ma gw :((
RS: :(
RS: makanya gw blg sm lo, kl msh syg sm ardi dan dianya kayak gitu, ya udah secara bathin aja
RS: minta dibukain hatinya :D
RS: krn skrg gw kayak gitu
RS: cuma Allah yg bisa bukain lagi hati dia buat gw
RS: optimis aja
RS: dan yakin
RS: gw tercipta buat dia. dia tercipta bt gw 0:-)
RS: skrg gw cm bisa mencitai dia dalam hati aja
RS: hiks ... :(
RS: meanwhile, gw mo fokus aja sm ifa
RS: i looooooooooooooooooooooooooooovvvvvvvvvvveeeeeeeeeeeeee him soooooooooooooooooo muuuuuuuuuuuuucccccccccccchhhhhhhhh (*teriak mode: on*)
RS: :D
CV: :D
CV: hehe yang lagi inlov
CV: well people has diffrent way
CV: for me i
CV: have done my best
CV: maybe it is time for me to move on
CV: and found somebody else
CV: he is stil how ever to young for me
CV: am sure he is capable to loook better person than me
CV: sekarang dia udah berubah
CV: seperti yang aku pikirkan
CV: ntar juga dia sekolah S2
CV: udah punya kerjaan bagus
CV: lupa lah
CV: bayangin aja
CV: temen2 dia di kampusnya kan anak2 S2 juga
CV: ya pastinya orang tuanay lebih memilih dia untuk cari cewe2 disana kan
CV: akuini siapa
CV: janda anak satu nga punya ap2
CV: cuma dapat hinaan aja dari kakanya
CV: jadi aku pikir
CV: i let him go
CV: bukan karena nga sayang lagi
CV: tapi karen aku tahu
CV: aku nga pantas buat dia
CV: apalagi kelaurganya
CV: beda kalau ardinya fight
CV: wong ardinya udah nga mau fight buat apa coba
CV: what for
CV: dia bisa jalan2 sama temen2nya
CV: tapi kalau sama ak
CV: aku bilang nga punya uang
CV: jadi harus aku yang bayarin
CV: do you think thats love
CV: dah deh pake otak aja
CV: :(
CV: ngapain pake hati
CV has signed out. (6/12/2009 9:43 AM)

Last message received on 6/12 at 9:43 AM