Powered By Blogger

Wednesday, June 24, 2009

c.i.n.t.a.

Inspired by Lite is beautiful

Hari ini (19 Juni) seperti hari-hari Jum’at biasa setiap jam 7 – 8 pagi, dengan setia saya mendengarkan siaran favorite mengenai “Lite is Beautiful” (sebelumnya “Life is Beautiful”) di radio LiteFM 105.8. Pembicaraan hangat mengenai kehidupan dari semua segi yang dipandu oleh announcer oke Ariel Brown dan nara sumber Haidar Bagir.

Tema hari ini adalah “Cinta”. Sebuah kata yang tidak pernah asing di telinga dan sebuah kata yang selalu menarik untuk dibicarakan oleh setiap insan dan individu di bumi Allah.

Dan seperti biasa juga, acara dilanjutkan oleh sesi tanya jawab oleh para pendengar LiteFM, baik melalui telpon atau sms. Banyak pertanyan-pertanyaan dan masukan-masukan yang bagus yang saya dengar, yang juga menjadi salah satu point saya untuk sadar secara sesadar-sadarnya bahwa cinta itu adalah bukan segalanya.

Cinta akan menjadi lebih indah bila kedua belah pihak saling memberi dan mengetahui bahwa mereka saling mencintai. Tapi, tidak demikian kenyataan yang ada. Banyak nada pahit yang dilontarkan pemirsa, walau tidak lepas juga nada manis mengenai cinta.

Saya baru saja kehilangan orang yang saya cintai lagi. Saya masih mencintainya, tapi dia tidak. Dia membenci saya. Karena dia telah memutuskan untuk tidak mencintai saya lagi dan sebaliknya, saya memutuskan untuk tetap mencintainya, walau hanya dalam hati saja.

Salah satu kalimat yang ditekankan nara sumber adalah “Mencintai berarti Memberi”. Bila kita mengharapkan cinta menerima/ diberi, itu adalah cinta narsis. Dan kita tidak akan pernah bahagia dengan itu. Walau idealnya harapan kita adalah memberi dan menerima karena itu adalah manusiawi.

Salah satu pesan juga dari nara sumber adalah cinta sejati itu hanya dari Sang Maha Empunya. Cintapun harus realistis. Ketika kita terjebak dalam situasi seperti situasi saya pada paragraph sebelumnya, saya disadarkan bahwa kita harus realistis dalam cinta ini. Saya tau semua teori cinta dan bahagia. Salah satu teroinya adalah ikhlas. tapi sangat susah untuk menerapkannya ketika diri kita yang ditimpa masalah ini.

Beberapa minggu sebelumnya, nara sumber memberitahukan cara untuk ikhlas adalah dengan terus latihan untuk ikhlas. Masalah apapun yang kita hadapi, coba kita usahakan untuk ikhlas. Karena dengan ikhlas, semua beban kita akan hilang, setidaknya berkurang. Dan kitapun akan lebih bisa menyikapi hidup kita ke depannya dengan fokus ke masalah lain, seperti anak, keluarga atau pekerjaan.

Dan sayapun merasa, mungkin Sang Pencipta sedang cemburu kepada saya. Saya memberikan cinta lebih banyak kepada laki2 yang masih saya cintai dengan setia ketimbang kepada-Nya. Sewaktu saya lebih sering bersamanya, cinta saya kepada Maha Penyayang berkurang. Komunikasi kepadan-Nya hanya lima kali sehari karena kewajiban. Tidak ada tambahan plus plus kepada-Nya.

Namun sekarang, di saat jiwa saya kosong karena kepergiannya, karena hilangnya cinta ia terhadap saya dan saya merasa dibuang olehnya, saya malah dekat dengan Sang Agung Yang Maha Penyayang. Cemburu-Nya terbayar. Tidak hanya lima waktu saja saya komunikasi.

Dan hampir di setiap kesempatan saya rehat saya rindu untuk curhat kepada-Nya. Dan saya melakukannya. Dalam hati. Mata terpejam. Memuji-muji-Nya. Meminta pertolongan-Nya untuk menenangkan hati saya yang sedih dan galau.

Sayapun sering menitip pesan untuk laki-laki itu melalui-Nya karena hanya dengan IA, pesan saya sampai. Pesan bahwa saya masih menyayanginya dan merindukannya untuk semua hal bersama dia. Saya tau saya harus realistis seperti disebutkan sebelumnya. Realistis saya adalah saya mencintainya dalam hati tapi fokus ke yang lainnya. Mencintainya dalam hati adalah sebuah kebahagiaan tersendiri untuk saya.

Tapi, dari semuanya yang saya inginkan adalah saya ingin mencintai seseorang yang benar-benar saya cintai tanpa membuat Sang Maha Pencipta cemburu kepada saya. Sebuah harapan yang sederhana karena cinta sayapun sebenarnya sederhana. Mencintai berarti memberi.

*b1n. 190609

No comments: