Powered By Blogger

Tuesday, December 05, 2006

Kijang Krista Silver B8962SH yang tidak punya hati nurani


Ri yang baik, aku punya cerita seru neh. Gak heran ya kalo orang metropolis kayak gitu …???

Kijang Krista Silver B8962SH yang tidak punya hati nurani

Sabtu yang terik (11 November 2006), jam 14.00, aku bersama motor kesayanganku menuju Jl. Dewi Sartika, Cawang. Begitu lampu hijau perempatan cawang menyala, aku langsung tancap gas, tapi mendadak aku rem karena ada dua mobil ambulance yang dari kejauhan sudah membunyikan sirinenya dengan sangat kencang. Setelah kedua mobil tersebut lewat, aku mulai tancap gas lagi. Aku sempat melihat wajah petugas pengendara ambulance itu terlihat tegang. Tegang sekali. Aku sempat deg-degan dan berfikir bahwa mereka berada dalam situasi yang urgent dan gawat. Setelah lewat lampu lalu lintas ke dua, terjadi kemacetan di sekitar antara Suara Pembaruan, Sekolah Muhammadiyah dan Bakmi Golek. Kedua ambulance terjebak dalam kemacetan tersebut. Biasa … para mikrolet ngetem untuk mendapatkan penumpang.

Namun, satu yang tidak bisa aku terima dan tolerir, ada sebuah mobil kijang bernomor B8962SH sangat tidak punya hati nurani. Bayangkan, Ri, begitu ambulance pertama berhasil lolos dari kemacetan, ambulance ke dua bermaksud meloloskan diri juga dari kemacetan dengan mengambil jalur kanan. Tanpa diduga, kijang yang tidak punya nurani tersebut langsung mendadak memberi lampu sen kanan dan memblok tindakan ambulance ke dua untuk ambil jalan yang agak lancar tersebut. Otomatis ambulance ke dua membunyikan klakson berkali-kali menandakan bahwa tindakan pengemudi kijang itu sangat tidak mempunyai hati dan bermaksud meminta jalan untuk mendahulukan ambulance. Tapi, pengemudi kijang tidak perduli. Sampai ambulance tersebut menyalakan lampu depan dan memainkan tanda jauh dan dekat untuk lampu tersebut agar menarik perhatian pengemudi kijang supaya aware dan mempunyai hati untuk mendahulukan ambulance. Tapi, dasar manusia batu, pengemudi kijang tetap di jalur kanan, yang jelas-jelas adalah jalur cepat (peraturan tidak tertulis) agar ambulance bisa berjalan secepatnya.

Aku sangat marah, Ri. Marah sekali melihat kelakuan pengemudi kijang tersebut. Gila … benar-benar gak punya nurani. Manusia terkutuk. Tanpa fikir panjang, aku langsung kejar kijang itu dan bermaksud menggebrak mobilnya untuk minggir ke arah kiri. Tapi gebrakanku hanya seperti mengelus saja karena tanganku tidak berhasil menjangkau karena aku hampir kehilangan keseimbangan (saking marah dan emosi). Aku juga harus memperhitungkan keselamatanku sendiri. Aku lupa, kenapa tidak aku gebrak dengan kaki! Menendang mobil itu, maksudnya. Dengan tendangan, harusnya bisa kena dan lebih mantap gebrakannya. Teman pengemudi yang di sampingnya sempat melihat tindakanku. Entah karena itu, si pengemudi kijang ingin balik membalas aku atau karena ambulance itu berkali-kali membunyikan klakson, langsung ia mengambil jalur tengah dan ambulance itu akhirnya bisamelaju dengan lancar.

Setelah ambulance lewat, aku sengaja kejar lagi kijang itu dan mendahuluinya. Tau aku ngapain? Aku tunjuk helmku sendiri pakai telunjukku dengan maksud menyampaikan pesan ke pengemudi kijang, “Please deh, punya otak sedikit dan nurani sedikit aja untuk tidak menghalangi jalannya ambulance itu”. Kemudian, aku lanjutkan dengan mengacungkan jari tengahku, yang berarti “you are scamp, loser!” (bahasa kasarnya sih f*** you). Eh, yang aku lihat di wajahnya adalah senyum mengejek. Gila ya. Bener2 gak punya otak tuh orang. Bukannya mikir ataumelakukan tindakan yang layak kek, eh, malah cengengesan gak jelas …Apa kayak gitu ya mayoritas mental orang-orang Jakarta, kaum metropolis? Aku sih yakin banyak yang bakal protes dan gak setuju kl aku bertanya seperti itu. Tapi,melihat kejadian kayak gitu … ampun deh. Bukti nyata kan??? Gak bedanya dengan yang aku lihat juga di kereta. Ada ibu muda gendong anaknya, gak dapet tempat duduk, sengaja berdiri di depan para cowok … tau gak, gak ada tuh yang tergerak hatinya untuk memberikan tempat duduk. Sama kayak di bis. Yang ada para lelaki itu pura-pura tidur! Mau wanita hamil kek, gendong anak kek apa manula, cuek aja… jumlah itu gak minoritas loh … so, masih salah kalo aku bilang mayoritas orang Jakarta tidak punya mental yang baik dan tidak punya nurani??? Buat pengemudi kijang yang kumaksud, tolong belajar lagi ilmu agama kepercayaannya supaya punya nurani, sedikit saja, dan supaya punya otak juga agar tau mana kepentingan umum, mana kesenangan dan kepentingan pribadi!

What do you think, Ri?
Salam,
Your friend, indeed …

No comments: