Kajian dalam I’tikaf, Masjid Agung At-Tiin TMII
Dalam 10 malam terakhir Ramadhan, masjid agung At-Tiin selalu mengadakan i’tikaf untuk para jamaah siapa saja dan dari mana saja. Agenda i’tikaf adalah sholat magrib, berbuka dengan disediakannya makanan pembuka gratis (biasanya nasi box), sholat isya dilanjutkan dengan tarawih dan witir. Di tengah sholat tarawih setelah rakaat ke-8, istirahat diisi dengan kultum. Kemudian, kajian malam i’tikaf selama 1,5 – 2 jam, ba’da witir sampai dengan jam 11 malam. Setelah kajian, jamaah disarankan untuk beristirahat sampai dengan jam 2 pagi. Namun, dalam waktu istirahat tsb, walaupun banyak yang tidur, banyak juga yang menyenandungkan ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Jam 01.30 pagi, jamaah dibangunkan untuk persiapan sholat qiyamul lail, sholat malam. Sholat malam dilaksanakan dari jam 02.00 – 03.30 dengan bilangan 8 rakaat + 3 rakaat witir dengan do’a qunut. Dalam do’a qunut biasanya imam memanjatkan do’a pengampunan, taubat nasuha, dimasukkannya ke dalam surga dan dijauhkannya jamaah dan kaum muslimin dan muslimat dari neraka. Khusus tahun ini, Imam mendoakan setiap hari untuk kaum muslimin di jalur Gaza, Palestina. Juga kaum muslimin di beberapa negara “perang” seperi Suriah, Mesir, Afrika Tengah, dll.
Setelah sholat malam dan witir selesai, kami diberikan waktu untuk santap sahur. Sahur bisa dipesan di masjid At-Tiin malam sebelumnya dengan membayar biaya yang telah ditentukan atau jamaah bisa membeli langsung di depan mesjid karena banyak sekali pedagang nasi dadakan untuk sahur jamaah. Setelah selesai, jamaah melanjutkan dengan sholat subuh berjamaah. Kemudian pembacaan Al-Qur’an satu hari satu juz.
Jelang di penghujung Ramadhan, kajian yang disuguhkan oleh masjid agung At-Tiin adalah tema yang menarik yaitu membahas rumah tangga surga. Isi kajian sangat bermanfaat sekali untuk pasangan yang akan menikah atau yang telah menikah. Banyak hal yang kita tidak telaah dan sadari dalam pernikahan sehingga berujung perceraian.
Yang membawakannya adalah Ustadz Bendri Jaisyyurahman. Seorang ustadz yang aktif di AQL Islamic Center Tebet, juga pengisi acara di radio dan masjid-masjid. Beliau aktif di permasalahan rumah tangga. Jika ingin konsultasi, bisa datang ke AQL Islamic center untuk bertemu dengan beliau. Isi kajian sangat menarik, namun mohon maaf perekam video tidak ngeh jika rekamannya tidak vertikal tapi horizontal :D. Hal ini baru disadari ketika mentransfer hasil rekaman ke laptop dan dimainkan, LoL sambil tepukjidat ...
Jangan perdulikan horizontalnya video, tapi maknai isi kajian dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam rumah tangga teman-teman. Insya Allah samara terwujud.
Jika ada salah, datangnya dari saya, namun semua yang benar itu milik Allah semata. Wallahualam...
Selamat menikmati.
Untuk isi lebih lengkap, silahkan kunjungi link ini: http://youtu.be/DmPVTjQauBo
============================================================
Taman Surga Dalam Rumah Kita
By: Ust. Bendri Jaisyyurahman
Twitter: @ajobendri
HP: 0856-1260-778
Untuk konsultasi gratis setiap hari Selasa dan Rabu di AQL Islamic Center, Tebet
Perhatian terhadap keluarga, disebutkan di Al-Baqarah ayat 187: dihalalkan oleh kalian di bulan ramadhan untuk berjimak/ bersetubuh dengan pasangan kalian (yang sah), yaitu suami/ istri yang sah. Mereka pakaian bagimu dan kamu pakaian bagi mereka. Ayat ini petunjuk bagi mereka bahwa salah satu amalan di bulan ramadhan adalah memperbaiki hubungan dengan pasangan. Boleh sibuk berburu ramadaan, berburu tilawah, berburu itikaf, namun bukan berarti tidak memperdulikan pasangan.
Bagaimana kebiasaan umar menjelang ramadhan disebutkan oleh hamad bin sibin, khususnya berbuka: Umar senatiasa berbuka puasa dengan berjimak (bersetubuh). Ta’jil alternatif. Tak perlu modal dan tak perlu korma. Umar ditanya sebagian orang karena aneh dengan kebiasaannya, kenapa ketika berbuka malah masuk kamar bersama istrinya. Ketika ditanya, beliau menjawab ia memberikan hak-nya istri dulu baru bisa puas memberikan haknya kepada Allah lebih lama.
Syahrul ailiyah. Waktu kebersamaan Allah bentangkan selama ramadhan. Kita diberikan waktu untuk sahur, bisa makan bersama keluarga. Keluarga diberkahi kalau ada makan bersama. Rasulullah menegur orang yang punya kebiasaan makan sendiri. Berkumpullah kalian saat makan dan sebutlah nama Allah di dalamnya karena makan bersama itu sunah, mendatangkan keberkahan. Rumah tangga akan dicabut keberkahannya ketika masing-masing sudah makan sendiri-sendiri.
Makna makan bersama yaitu lauk yang banyak dibagikan ke beberapa piring kecil dan dibagikan ke orang disebelah kanan dan kirinya, atau lauk yang berbeda, kemudian diberikan kepada pasangan dan mereka saling mencicipi, dan jangan menyepelekan hal tersebut karena hal tersebut mendatangkan keberkahan.
Mengapa rosulullah sampai minumpun tidak pernah dihabiskan? Karena rosululloh menyisakan minum tersebut untuk istrinya dan begitu pula Aisyah, rosul meminum dari gelas bekas bibir istrinya. Itulah romantisme yang diajarkan rosul khususnya di bulan ramadhan.
Allah paksakan kita 30 hari makan sahur bersama di bulan Ramadhan ini. Jangan sampai ada pihak ketiga yang mengganggu kebersamaan seperti TV. TV membuat ketidak ada akraban dan kebersamaan. TV melanggar sunah rosul karena mengganggu kebersamaan dan keakraban keluarga, karena menyajikan tertawaan dan banyak ngerjain orang (nauzubillah) di saat di mana rosul menganjurkan untuk berzikir dan beristigfar pada saat tersebut.
Karena itu hal ini bagaimana merangkai supaya surga itu selalu terasa baik bagi pengantin baru atau pasangan yang sudah menikah lama.
Ikatan yang diucapkan oleh kaum lelaki adalah ketika keberanian lelaki untuk melakukan perikatan dalam pernikahan. Bukan yang berkata belah dada abang, laut kusebrangi gunung kudaki, cukup katakan 3 kata, “saya terima nikahnya”.
Saat ucapkan kalimat tersebut, istana Allah mengguncang dan malaikatpun mendoakan. Saat itu kita terikat dengan ikatan di mana Allah akan menghisab peran suami terhadap isteri dan terhadap anak-anaknya dan peran isteri terhadap suami. Hisab inilah yang akan ditanyakan di yaumul hisab.
Intinya bagaimana mewujudkan keluarga sakinah, mawadah, warohmah dan barokah. Teknisnya bagaimana? Ini yang kadang-kadang kita selalu lupa karena banyak orang menyepelekan pernikahan.
Ilmu yang disepelekan adalah ilmu menikah. Persiapan hanya materi dan berkata siap secara mental. Umar mengatakan kalian memimpin rumah tangga. Sebelum menikah kalian harus belajar ilmunya agar tahu bagaimana menjalankan rumah tangga. Jangan berfikir banyak bulan madunya tapi banyak bulan racunnya.
Samara disebutkan di surah Arrum ayat 21. Inti menikah adalah barakallah wa barakalliq.
Zaman jahiliyah do’anya semoga rukun dan banyak anak. Tapi ini do’a jahiliyah. Karena inti nikah bukan rukun dan banyak anak. Apa agenda rukun kalau tidak ada kegiatan spiritual. Tidak ada barokah di dalamnya. Banyak anak tapi tidak bisa diurus. Kalau tidak punya anak, barakah. Ada anak juga barakah. Semua adalah keberkahan.
Ada beberapa jenis keluarga yang muncul saat ini:
1. Keluarga tipe terminal. Hanya transit saja. Ciri khasnya adalah basa-basi. Tidak ada pengharapan di terminal dan tak pernah rapat. Hasilnya banyak anak-anak yang tak pernah diskusi dengan orang tua. Jadilah anak-anak tersebut jadi cabe-cabean untuk anak perempuan, terong-terongan untuk anak laki-laki dan terong dicabein untuk anak antara laki-laki dan perempuan. Rumah menjadi tempat yang tidak nyaman bagi anak-anak. Mereka lebih senang berada di luar. Prof dari Malaysia meneliti fenomena cabe-cabean karena mereka tidak memiliki sosok ayah, kalau ia berumah tangga, maka jika ada masalah anak perempuan tersebut akan menggugat cerai suaminya. 75% wanita Indonesia menggugat suami. Banyak wanita bilang semua laki-laki brengsek, salah satunya karena ayah tidak memberikan tauladan bagi anak perempuannya.
2. Keluarga tipe kuburan. Sepi. Nyaris tak terdengar ada kehidupan di dalam rumah. Berbicara itu sakral. Kalau berbicara seperti dengan batu nisan, tidak ada respons. Orang tua yang berbicara tetapi tidak mau mendengarkan omongan anaknya atau pasangannya sendiri.
3. Keluarga tipe rumah sakit. Rumah sakit ada dokter dan pasien. Dokter merasa berjasa dengan pasien. Pasien juga merasa berjasa kepada dokter karena kalau tidak ada pasien maka dokter tidak ada penghasilan. Rumah tangga seperti ini merasa semua orang berjasa. Suami merasa berkorban, istri juga merasa berkorban.
4. Keluarga tipe pabrik. Ada atasan dan bawahan. Atasan ingin produksi setinggi-tingginya. Bawahan ingin tunjangan setinggi-tingginya. Intinya: “pokoknya”. Kalau bagian istri menemukan bagian yang jelek (QC), dia bilang maaf ini bagian Produksi. Bagian produksi ketika ditanya akan melemparkan dengan menyalahkan bagian marketing. Ditanya masing-masing punya job description. Saling menyalahkan. Anak tidak punya sosok ayah sehingga banyak ayah tidak tahu kapan anak laki-lakinya mimpi basah. Kenapa mereka menjadi gay karena mereka tidak punya sosok ayah di waktu kecil.
Data terakhir 10% dari setiap kasus pernikahan, ujung-ujungnya perceraian. Sudah 300 ribu kasus perceraian sampai dengan sekarang yang tercatat. Banyak mereka berusaha mempertahakan tapi tidak ada perbaikan.
Konsep rumah tangga surga, sejatinya simple. Karena kalau tidak dibawa konsep rumah tangga di surga ke dalam rumah tangga kita, impian itu tidak akan terwujud.
Mengapa banyak orang mendo’akan keluarga menjadi sakinah mawaddah warrohma? Karena Sakinah berasal dari kata Saka yang artinya tempat tinggal. Intinya keluarga sakinah itu betah di tempat tinggal (rumah). Seperti di kantor ingin cepat-cepat pulang, itu tanda sakinah. Bila sudah betah lembur, tidak kepingin pulang cepat, itu sudah tidak sakinah.
Allah sebutkan kebiasaan di surga:
Masuklah ke dalamnya (rumah) dengan salam dan rasa aman. Karena salam maknanya sejahtera. Kenyamanan harus diperhatikan. Kebutuhan sandang pangan papan dan pulsa harus dipenuhi.
Dalam surat Maryam ayat 62, di surga penghuninya selalu mengucapkan salam. Penduduk surga senang dengan ucapan salam. Ucapkanlah salam dengan benar. Karena ucapan salam dengan benar bermakna dengan benar. Jangan pernah mengucapkan salam dengan tidak benar seperti “lamlekum”, “kumsalam”, dan lain-lain karena kalimat-kalimat salam yang tidak benar tidak mengandung arti yang benar dan baik dan tidak diijabah oleh Allah. Suatu ketika Aisya pernah mendengar orang yahudi meledek rosul dengan mengucapkan salam kepada rosul “assamualaikum” yang berarti kecelakaan bagi Anda (Assalamualaikum mempunyai arti keselamatan bagi Anda). Nabi menjawab wa’alaikum. Aisyah marah dan menjawab “waalaikum laknatullah” yang berarti engkau dilaknat Allah. Jadi pengucapan salam harus benar dan lengkap jangan dibuat becanda, minimal Assalamualaikum.
Sembilan kebiasaan penduduk surga:
Pertama. Penduduk surga merasakan aman, tidak merasa tertindas. Tidak ada yang dibuli. Tidak ada yang diteror. Rumah tangga surga jika sudah mulai nyentil itu bukan rumah tangga surga. Tidak ada anak yang ditampar, diteror kalo salah. Pastikan rumah tangga aman dan jadikan sbg pusat keamanan dan kenyamanan.
Kedua. Penduduk surga disebutkan dilenyapkan semua rasa dendam yang ada di hati mereka. Hati bersih. Tidak menyimpan dendam. Kenapa ada dendam terhadap pasutri? Karena jika ada masalah cenderung dilupakan bukan diselesaikan. Istri ada masalah dipendam-pendam, tahu-tahu 5 tahun setelahnya minta cerai. Kenapa? Karena masalah dipendam tidak disampaikan. Supaya tidak ada dendam, maka setiap masalah langsung diselesaikan bukan dilupakan.
Ketiga. Penduduk surga duduk berhadap-hadapan di atas dipan. Rumah tangga surga harus ada kesempatan berbincang-bincang dengan saling berhadap-hadapan. Karena kalau tidak pernah dilakukan, akan dipendam dan bahasa tubuh istri tidak akan nyaman. Karena wanita dalam sehari minimal harus mengeluarkan 7,000 kata. Jika tidak, maka bahasa tubuhnya tidak akan nyaman. Rosululloh mencontohnya setiap malam mendengarkan curhatan isterinya, dan rosululloh selalu mendengarkan dengan baik. Wanita harus banyak cerita setiap malam. Maka kalau tidur sudah berbalas punggung, mata tidak berani menatap mesra, tanda ada hati yang terluka. Wajib bagi istri “melotot” kepada suami, tapi kenapa bila istri menundukkan kepala? Karena istri sudah kecewa tidak diberikan ruang untuk bicara.
Keempat. Penduduk surga senantiasa gembira dan ada tawa, muka berseri-seri. Keluarga bahagia mininimal terakumulasi melakukan 100 tawa dalam sehari. Jadi suami harus belajar dinamis. Jangan selalu mengucapkan kata-kata yang romantis seperti I love you. Tapi bervariasi untuk melakukannya dengan cara-cara yang lain.
Kelima. Penduduk surga tidak pernah mendengar perkataan negatif. Senangnya memuji. Setiap Jum’at, laki-laki berkumpul di pasar Jum’at surga, mereka pulang tampak ganteng dan dipuji oleh istri. Rumah tangga surga harus punya sesuatu yang positif, baik perkataan atau perbuatan.
Keenam. Penduduk surga senantiasa berzikir dan memuji Allah. Menjalin hubungan dengan Allah karena hati terpaut dengan Allah. Apabila hubungan dengan Allah jelek maka bisa jadi hubungan dengan isteri, suami atau anak-anaknya juga jelek, maka perbaiki hubungan dengan Allah yang baik dengan banyak berzikir dan memujiNya.
Ketujuh. Penduduk surga tidak ada yang berteriak-teriak karena kebiasaan berteriak adalah kebiasaan penduduk neraka. Kalau biasa teriak-teriak, dalam satu kali bentakan akan menghancurkan 10 ribu sel anak di bawah umur 5 tahun. Lalu responsif masuk ke batang otak anak dan cenderung emosional, dan karena orang biasa berteriak cintanya akan kering. Cinta itu layaknya diisi dengan kata-kata lembut berbisik-bisik tapi masuk ke hati.
Kedelapan. Penduduk surga selalu bersemangat dan jarang lelah. Selalu ada hal yang men-charge untuk tetap semangat. Kenapa kita sering lelah? Karena manajemen waktu kita yang buruk.
Kesembilan. Penduduk surga punya aktifitas seksual yang rutin, penduduk surga punya kesibukan, salah satu sibuknya memecahkan keperawan bidadari. Artinya adanya kegiatan berjimak yang rutin. Jika dalam rumah tangga sudah jarang berijtimak dengan pasangan, maka rumah tangga tersebut sudah tidak sakinah dan hati sudah tidak nyaman.
Mari ciptakan rumah tangga surga.
No comments:
Post a Comment