IWanaBrrwUrShoulderIfUCld/4Me2Cry/ IWanaFeelUrBdyIfUWish/4Me2Hug/ IWantU2LendMeUrArms/ 4Me2Hold/ IWantU2CMyEyes/2WashAwayMyTears/ IWanaHvUrHeart/4Me2PutItInUrs/ IWanaBrrwUrLip/4Me2TestIt/ IWanaBrrwUrEars/4Me2SayILoveU/ PlsSendMeThose/
Thursday, March 29, 2007
“Dasar Banci!”
Judul di atas mungkin banyak diutarakan orang kala melihat lelaki berbusana dan berdandan ala wanita. Tapi, sebenarnya tidak hanya lelaki berwujud wanita yang dikatakan banci/ bencong, ada juga lelaki yang tidak berwujud wanita namun bisa dikategorikan banci. Namun kebanyakan kategori lelaki itu tidak merasa banci. Toh, fikirnya mereka tidak pakai rok dan tidak pakai lipstick. Ups! jangan salah, banci itu tidak harus dalam wujud fisik, namun juga kelakuan (baca: sifat dan sikap). Kategori banci non wujud fisik di sini adalah lelaki yang berani marah-marah (mulut dan sikap) gak karuan kepada wanita-wanita yang jelas-jelas gak salah. Itu biasanya karena gak tau harus marah ke mana (pelampiasan), karena ingin menunjukkan “aku”nya, takut sama sejenis atau memang ‘sakit’ saja.
Beberapa lelaki itu di antaranya :
(*ada yang ngerasa gak???*)
1. Bos laki-laki yang selalu marah sama staff wanitanya. Padahal staff wanitanya gak salah, tapi karena sentiment pribadi ato bawaannya empet aja, jadilah si staff wanita korban juteknya. Contoh:
Bos laki-laki: “Kamu goblok banget sih! Itukan produk kualitas nomor 2, kenapa kamu pesen?!”
Staff wanita: “Loh, itukan atas instruksi Bapak, Pak. Saya ikutin yang ada di memo Bapak.”
Bos laki-laki: “Kamu harusnya cek, dong!”
Staff wanita: “Bagaimana saya mau cek? Itu juga masukan dari konsultan. Kalau konsultan gak tau itu kualitas nomor 2, apalagi saya?”
Bos laki-laki: “Kalau gak tahu, jangan sok tahu!”
*langsung ngeloyor pergi …*
2. Bico (biker cowo’) yang nyalip bice (biker cewe’) karena gak suka ngeliat wanita bisa mengendarai motor.
Bico: “Huuuuu … sok jagooo …!!!”
Bice: “Dasar banci!!!”
3. Suami yang kadar cintanya sudah menurun (atau sama sekali sudah tidak ada cinta?) terhadap istri. Hal kecil apapun dijadikan masalah besar.
Suami: “Aku tuh cape, kerja setiap hari sampai malam, kamu ngurus anak aja gak becus!”
Istri: “Maaf, pah.”
Suami: “Maaf, maaf … cape aku denger maaf kamu!”
Istri: “…”
Atau,
Suami: “Kamu bisa gak sih kalau bikinin aku kopi jangan terlalu manis?!”
Istri: “Itu kan takaran yang biasa aku bikin, Mas.”
Suami: “Kamu dah gak punya rasa apa???!”
Istri: “Kenapa sih kamu marah-marah terus sama aku?”
Suami: “Ah … sudahlah!!!” (*sambil ngeloyor pergi*)
*Twinggggg…*
4. Penumpang laki-laki sengaja duduk di dua kursi di dalam bis. Ketika ada penumpang wanita mau menduduki bangku yang satunya, si penumpang laki-laki tidak memberi.
Penumpang wanita: “Maaf, pak. Saya mau duduk di sini.”
Penumpang laki-laki: “Heh! Enak saja. Ini sudah ada orangnya!”
Penumpang wanita: “Tapi, saya lihat tidak ada orang selain Bapak.”
Penumpang laki-laki: “Jangan sok tau ya. Mo’ ngajakin berantem sama saya??!!”
Penumpang wanita: “…”
Atau,
Penumpang laki-laki: “Zzzzzzzz …….” (*pura-pura tidur*).
Penumpang wanita: *hamil 8 bulan, berdiri.* (*silahkan nilai sendiri*).
*Banci banget dah!*
5. Dosen laki-laki yang tidak suka dengan mahasiswi super pinter, karena takut tersaing.
Dosen: “Masa hasil tugas kamu seperti ini sih??!!!”
Mahasiswi: “Ini sudah saya kerjakan sebaik mungkin, Pak.”
Dosen: “Kamu lupa apa pura-pura lupa dengan pelajaran yang saya ajarkan?!”
Mahasiswi: “Loh, memang ini semua berdasarkan apa yang Bapak ajarkan ke kami.”
Dosen: “Sekarang terserah kamu. Kalau kamu kumpulkan sekarang, jangan harap nilai bagus! Kalau mau nilai bagus, revisi lagi sampai benar-benar sesuai dengan pembelajaran!”
*gubraks!*
6. Temen laki-laki yang perang dingin sama temen wanita.
Komentar penulis: “hueheheheheeee … banci tulen!”
7. Ada yang mau tambahkan???
Untuk laki-laki banci, semoga perilaku bancinya bisa diubah dari sekarang! J Cara merubahnya gampang, kok. Be sportive!
Dan untuk lelaki yang tidak merasa banci, semoga Anda memang tidak termasuk laki-laki banci J J
Have a good day!
*b1n
28.03.07
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment